Selasa, 09 April 2013

Profesi Unik - Menangisi Mayat




Ini adalah satu pekerjaan paling unik di dunia. Di bayar untuk menangisi mayat, inilah profesi yang dijalani seorang wanita cantik bernama Jun Lin.
Dalam tradisi pemakaman keluarga di Taiwan, kehadiran seorang "tukang tangis" yang mewakili duka keluarga yang ditinggalkan lumrah ditemui. Bukan sekedar sesenggukan, namun menangis dengan kencang untuk sekian lama selama prosesi penghormatan terhadap jenazah sebelum dikubur atau dikremasi. Ini demi menunjukkan rasa duka yang mendalam.  


Walau terdengar asing di telinga, ini merupakan profesi tua di Taiwan yang diwariskan secara turun temurun. Salah satu wakil generasi muda yang masih menekuni profesi ini adalah Liu Jun-Lin (30).
Dia sudah menjalani profesi juru tangis pemakaman selama beberapa tahun. Walau terdengar menyeramkan karena harus melihat jenazah orang yang telah tiada, namun Jun-Lin mengaku mencintai profesi yang bagi sebagian orang dinilai aneh.



Jun-Lin mengaku memperoleh bakat sindennya dari nenek dan ibunya yang dulu juga menekuni profesi serupa. Jun-Lin kecil kerap menemani sang ibu bekerja dengan hadir di acara-acara pemakaman.
Ketika berada di rumah, dia sering menirukan gaya sang ibu dan kakak tertuanya ketika mereka berlatih. "Saya meraih benda apa pun yang ada di dekat saya dan berpura-pura itu adalah mikrofon," ujar Jun-Lin seperti dikutip laman BBC, Selasa 26 Februari 2013.

Dia pun akhirnya menekuni pekerjaan itu secara profesional karena tuntutan keadaan. Ketika berusia 11 tahun, kedua orang tuanya meninggal dunia. Jun-Lin kecil dan adik laki-lakinya akhirnya diasuh sang nenek dan mengajaknya untuk terlibat dalam usaha keluarga itu demi bertahan hidup.

Jun-Lin kerap harus bangun di pagi-pagi buta untuk berlatih dan bahkan harus melewatkan sekolah. Ketika berada di sekolah pun, Jun-Lin masih harus bersabar menghadapi cemoohan teman-temannya mengenai kostum yang dia kenakan ketika bekerja.

"Mereka bilang pekerjaan saya aneh. Saya jelek dan terlihat sangat bodoh. Saat itu saya merasa tidak percaya diri dan menganggap mereka tidak menyukai saya," tutur Jun-Lin.

Stigma negatif juga datang dari keluarga klien yang menggunakan jasanya. "Kadang-kadang, sebelum kami memulai penampilan, keluarga yang berduka akan berbicara ketus terhadap kami. Tapi setelah melihat penampilan kami, mereka menangis dan bahkan mengucapkan terima kasih," katanya.

Namun usaha di bidang ini mengalami penurunan akibat krisis ekonomi. Menurut Zhenzhang, jumlah sinden pemakaman semakin lama semakin berkurang, karena orang Taiwan sudah semakin jarang membuat prosesi pemakaman yang megah.

"Sehingga orang-orang seperti Jun-Lin harus mencari cara untuk terus memperbarui profesinya atau mencari sumber pemasukan yang lain," ungkap Zhenzhang.

Jun-Lin pun tidak tinggal diam melihat hal ini. Dia segera mengelola usaha keluarganya ini secara profesional. Dia kemudian merekrut 20 asisten wanita cantik dan muda untuk membantu prosesi pemakaman dan pengawetan jenazah.

Dia pun kini semakin menuai sukses, karena tidak ada pemain lain yang melakukan hal serupa di utara Taiwan. Jun-Lin juga bertekad untuk tidak akan meninggalkan usaha keluarga yang dirintis oleh neneknya itu.

"Ini adalah sesuatu yang diperjuangkan oleh nenek saya dan saya akan mengajarkan kepada orang lain apa yang telah diajarkannya. Saya akan terus melanjutkan tradisi yang dia bawa," kata Jun-Lin.


Sumber : iniunic.blogspot.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ternyata dunia ini ada juga tradisi kayak gitu.....hmmm Aneh bin ajaib.

Posting Komentar

Labels

 
Copyright © 2011. Perpustakaan Kita Semua . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates